Sabtu, 06 Juli 2019

Article Translation (English-Indonesia)


Source Text
Great-Grand daughter of Indonesia Raya Songwriter Won First Place in an International Songwriter Competition in London
By : Long Live Indonesia - June 24, 2019
Indonesia again brought the proud news at the international event, this time at the songwriting competition event, the Young Songwriter Competition in the 2019 International category in London, England. In the competition, Indonesia was represented by young musician Andrea Putri Turk who was also a great-granddaughter of the creator of the Indonesia Raya national song, W.R Soepratman. This 18-year-old girl performed her song at The Tabernacle W11, London, England on Sunday, June 23, 2019 local time and won first place.
Andrea performed her creation song, Who We Are. a also cannot cover her happiness for the achievements that have been achieved. “I’m happy to share with you that I’m taking first place home !!!: ‘) THANK YOU SO MUCH. (I’m happy to share this with you guys, I won the first place !!! Thank you very much)” she wrote on personal Instagram.
Andrea is a young singer, songwriter, and producer. She recently completed high school education at the Australian Independent School Indonesia (AIS Indonesia) in 2018. Thanks to the remarkable achievements of Andrea Turk in the music world, she was even accepted at six universities in the United States and four universities in the United Kingdom. He shared this happy news on Instagram at the end of April. Andrea Turk really devotes her ability and time to the music. In addition to winning in the 2019 Young Songwriter Competition, she also released her self-titled debut album on April 2, 2019, which contained 14 songs.
The 14 songs include Who We Are, Nothing About You, Outsider, Boy From Panama, Gigantics, Honest, Pressure, Garden, Young, You (Beautiful) The Cafe, Daisies, Dust, Happy Birthday Papa (Acoustic Live Version). She is also one of the singers involved in the Billboard Spotlight program from Billboard Indonesia.
On the other hand, Andrea has completed super rigorous training at Berklee Collage of Music, America in 2016, NYU Steinhardt in 2017 and 2018, then NYU TISCH Clive Davis Institute of Recorder Music in 2018. Andrea also made a special song for President Joko Widodo titled One Love, One Heart. In this music project, Andrea also collaborates with Indonesian rapper, Jayko.
In addition, one of the Andrea songs titled Garden was named the opening theme song of the drama / comedy genre film released in April 2019 titled Rumput Tetangga.
Source : https://longliveindonesia.com/great-grandaughter-of-indonesia-raya-songwriter-won-first-place-in-an-international-songwriter-competition-in-london/




Google Translate’s Translation
Cicit buyut Penulis Lagu Indonesia Raya memenangkan Tempat Pertama dalam Kompetisi Penulis Lagu Internasional di London

Indonesia kembali membawa berita bangga di acara internasional, kali ini di acara kompetisi penulisan lagu, Kompetisi Penulis Lagu Muda dalam kategori Internasional 2019 di London, Inggris. Dalam kompetisi tersebut, Indonesia diwakili oleh musisi muda Andrea Putri Turk yang juga merupakan cicit dari pencipta lagu nasional Indonesia Raya, W.R Soepratman. Gadis berusia 18 tahun ini menyanyikan lagunya di The Tabernacle W11, London, Inggris pada hari Minggu, 23 Juni 2019 waktu setempat dan memenangkan tempat pertama. Andrea membawakan lagu kreasinya, Who We Are. a juga tidak bisa menutupi kebahagiaannya untuk pencapaian yang telah dicapai. “Saya senang berbagi dengan Anda bahwa saya akan menempati posisi pertama di rumah !!!:‘) TERIMA KASIH BANYAK. (Saya senang berbagi ini dengan kalian, saya memenangkan tempat pertama !!! Terima kasih banyak), ”tulisnya di Instagram pribadi. Andrea adalah penyanyi, penulis lagu, dan produser muda. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan sekolah menengah di Australian Independent School Indonesia (AIS Indonesia) pada tahun 2018. Berkat prestasi luar biasa Andrea Turk di dunia musik, dia bahkan diterima di enam universitas di Amerika Serikat dan empat universitas di Inggris. . Dia membagikan kabar gembira ini di Instagram pada akhir April.
Andrea Turk benar-benar mencurahkan kemampuan dan waktunya untuk musik. Selain menang dalam Kompetisi Penulis Lagu Muda 2019, ia juga merilis album debut self-titled pada 2 April 2019, yang berisi 14 lagu.
14 lagu termasuk Who We Are, Nothing About You, Outsider, Boy From Panama, Gigantics, Honest, Pressure, Garden, Young, You (Cantik) The Cafe, Aster, Dust, Happy Birthday Papa (Acoustic Live Version). Dia juga salah satu penyanyi yang terlibat dalam program Spotlight Billboard dari Billboard Indonesia.
Di sisi lain, Andrea telah menyelesaikan pelatihan super ketat di Berklee Collage of Music, Amerika pada 2016, NYU Steinhardt pada 2017 dan 2018, kemudian NYU TISCH Institut Perekam Musik Clive Davis pada 2018. Andrea juga membuat lagu khusus untuk Presiden Joko Widodo berjudul One Love, One Heart. Dalam proyek musik ini, Andrea juga berkolaborasi dengan rapper Indonesia, Jayko.
Selain itu, salah satu lagu Andrea berjudul Garden dinamai lagu tema pembuka film bergenre drama / komedi yang dirilis pada April 2019 berjudul Rumput Tetangga.


                                                 


My Translation
Cicit Penulis Lagu Kebangsaan Indonesia Raya memenangkan juara pertama Kompetisi Penulis Lagu Internasional di London

Indonesia kembali membawa kabar gembira dari ajang internasional, yaitu kompetisi penulis lagu internasional, Kompetisi Penulis Lagu Muda, di kategori Internasional 2019 di London, Inggris. Indonesia diwakilkan oleh musisi muda Andrea Putri Turk yang juga adalah cicit dari pencipta Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, W.R Soepratman. Gadis muda berusia 18 tahun ini menampilkan karya ciptaannya di The Tabernacle W11, London, Inggris, hari Minggu, 23 Juni 2019, waktu setempat dan memenangkan tempat pertama.
Andrea menampilkan lagu ciptaannya, Who We Are, dia juga tidak dapat menyembunyikan rasa gembiranya atas prestasi yang ia raih. “Saya sangat senang karena bisa menyampaikan bahwa saya pulang dengan gelar juara pertama!!! TERIMA KASIH BANYAK, tulisnya di akun Instagramnya.
Andrea adalah seorang penyanyi, penulis lagu, dan produser muda. Dia baru-baru ini menyelesaikan pendidikan SMAnya di Australian Independent School Indonesia (AIS Indonesia) di tahun 2018. Karena prestasinya ini, ia bahkan diterima oleh enam universitas  di Amerika Serikat dan 4 universitas dari Inggris. Dia membagikan kabar bahagia ini melalui akun Instagramnya pada akhir April.
Andrea benar-benar memberikan segala kemampuan dan waktunya di music. Selain meraih prestasi ini, dia juga merilis album debutnya pada 2 April 2019 yang berisi 2014 lagu.
Keempat belas lagu tersebut termasuk Who We Are, Nothing About You, Outsider, Boy From Panama, Gigantics, Honest, Pressure, Garden, Young, You (Beautiful) The Cafe, Daisies, Dust, Happy Birthday Papa (Acoustic Live Version). Dia juga dalah penyanyi yang terlibat dalam Program Billboard Spotlight dari Billboard Indonesia.
Selain itu Andrea juga dia juga telah menyelesaikan latihan super kerasnya di Berklee Collage of Music, Amerika di 2016, NYU Steinhart di 2017 dan 2018, kemudian di Institut Musik Rekaman  NYU TISCH Clive Davis. Andrea juga menciptakan lagu untuk Presiden Joko Widodo dengan judul One Love, One Heart. Dalam lagu ini Andrea berkolaborasi dengan rapper Indonesia Jayko
Selain itu, salah satu lagu Andrea yang berjudul Garden berhasil meraih prestasi lagu tema pembukaan terbaik dari drama/film genre komedi yang dirilis April 2019 yang berjudul Rumput Tetangga.

Jumat, 05 Juli 2019

Puisi Inggris - Dream

Everyone has a dream
Everyone has an eagerness for their dream
They use many ways
They even sacrificed anything

They might be failed
They might be loose
They might be frustrated

However
Never look back at past
Never lost hope
Set our eyes to the future
Set up our plan and move your feet.

Puisi Inggris - Nature

Feels the fresh air on the top
makes the soul be still
hear the sound of the world
hear the bird sing a nature song

To find a piece in the mid of silences
To find a new energy
escaping the soul from the riot
escaping the soul from weariness

God
How beautiful your creature is
How beautiful it is to be seen
It's worthy to be grateful for this thing

Puisi Indonesia - Wakil Rakyat

Singgasana yang diidamkan banyak orang
Hidup sejahtera
Penuh kemewahan
Hidup bahagia

Namun telah tuntaskah tugas mereka?
Masih ingatkah mereka pada amanah?
Apa apa dasar mereka untuk bekerja?
Dapatkan mereka dipercaya?

Pantaskah mereka terus mengisi pundi-pundi mereka?
Sedangkan masih banyak rakyat yang lapar
Berapakah harga nyawa rakyat bagi mereka?
Sehingga merampas dana proyek

Semudah apakah pekerjaan yang dikerjakan?
Hingga mereka bisa tertidur seakan hari libur
Tidak pentingkah membahas kepentingan rakyat?
Sehingga kursi kosong menjadi pemandangan rutin

Puisi Indonesia - Ponsel

Dahulu tak seorang pun menyebutmu pintar
Entah siapa yang mendidikmu
Entah siapa yang menyekolahkanmu
Hingga saat ini kau disebut pintar

Menyebutmu pintar pun memang beralasan
Kau membantu
Kau mempermudah
Dan kau mempercepat manusia untuk berkarya

Menggenggammu bak menggenggam dunia
Dalam sesaat dunia yang asing merasuki dunia kami
Menggenggammu bak menggenggam buah pengetahuan
Tak satu pun celah menghalangi untuk melihat kebaikan
ataupun kejahatan

Puisi Indonesia - Tuhan

Tatkala badai menerpa hidupku
Kurasakan aman di dalam-Mu
Dunia bak ombak yang menderu keras
Namun tak jua galau hatiku
Sebab damai-Mu melingkupi jiwaku

Di dalam kesunyian hari
Kudapati indah kedamaian-Mu
Di dalam ketenangan kalbuku
Kupanjatkan setiap untaian doa

Sebab yang kupercaya
Engkau Tuhan yang tidak terlelap atau mati
Engkau Tuhan maha mendengar
Engkau Tuhan maha pengasih
Engkau Tuhan maha Agung

Senin, 06 Mei 2019

Article Translation (English-Indonesia)


Source Text

KPU reopens polling station in Sydney

Ghina Ghaliya
The Jakarta Post

Jakarta   /   Sat, April 27, 2019   /   09:38 am

The General Elections Commission (KPU) said it will extend voting day in Sydney this weekend although local organizers have been unable to identify the names of eligible voters who were prevented from voting on April 13.

“The local Overseas Elections Committee [PPLN] and Elections Supervisory Committee [Panwaslu] have agreed to the extension. It will probably be held on Saturday or Sunday,” KPU head Arief Budiman said on Friday.

Hundreds of people were denied the right to vote at the Sydney Town Hall on April 13 because the PPLN closed the polling station at 6 p.m. as per KPU regulations.   

As of Thursday, more than 49,000 people have signed a petition on change.org demanding a revote.

While the local Panwaslu and Elections Supervisory Body (Bawaslu) have recommended an extension, the KPU ordered local organizers to draw up a list of voters who were unable to cast their ballots, which is a hard thing to do because organizers did not keep track of the queueing voters.

Arief said the list request was later dropped.

The KPU said a revote or extended voting could still be held until Saturday or 10 days after election day on April 17.





Google Translate’s Translation

KPU membuka kembali tempat pemungutan suara di Sydney

Ghina Ghaliya
The Jakarta Post

Jakarta   /   Sabtu, 27 April 2019   /   09:38

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengatakan akan memperpanjang hari pemungutan suara di Sydney akhir pekan ini meskipun penyelenggara lokal tidak dapat mengidentifikasi nama-nama pemilih yang memenuhi syarat yang dicegah untuk memilih pada 13 April.


“Komite Pemilihan Luar Negeri [PPLN] dan Komite Pengawas Pemilu [Panwaslu] lokal telah menyetujui perpanjangan tersebut. Mungkin akan diadakan pada hari Sabtu atau Minggu, ”kata ketua KPU Arief Budiman, Jumat.

Ratusan orang ditolak hak untuk memilih di Sydney Town Hall pada 13 April karena PPLN menutup tempat pemungutan suara pukul 6 malam. sesuai peraturan KPU.
Pada hari Kamis, lebih dari 49.000 orang telah menandatangani petisi di
change.org menuntut revote.

Sementara Panwaslu dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) setempat telah merekomendasikan perpanjangan, KPU memerintahkan penyelenggara setempat untuk menyusun daftar pemilih yang tidak dapat memberikan suara mereka, yang merupakan hal yang sulit untuk dilakukan karena penyelenggara tidak melacak pemilih yang mengantri.
Arief mengatakan permintaan daftar itu kemudian dibatalkan.
KPU mengatakan pemungutan suara ulang atau perpanjangan masih bisa diadakan sampai Sabtu atau 10 hari setelah hari pemilihan pada 17 April.


My Translation
KPU membuka kembali TPS di Sydney
Ghina Ghaliya
The Jakarta Post
Jakarta   /   Sabtu, 27 April 2019   /   09:38
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengatakan akan memperpanjang
hari Pemilu di Sydney pekan ini walaupun panitia Pemilu di sana belum bisa
mengidentifikasi pemilih-pemilih yang berhak memilih yang namanya ditolak pada
hari pemilihan 13 April silam.
“Pengawas Pemilu Luar Negeri (PPLN) dan Panitia Pengawas
Pemilu (Panwaslu) telah menyetujui penambahan hari Pemilu ini. Kemungkinan akan
diselenggarakan pada hari Sabtu atau Minggu” kata Ketua KPU Arief Budiman pada
Jumat.
Ratusan orang kehilangan kesempatan untuk memilih di Sydney
Town Hall pada 13 April silam, karena PPLN menutup TPS tepat pukul 6 sore
sesuai dengan ketentuan KPU.
Pada hari Kamis, lebih dari 49,000 orang menandatangani
petisi di change.org untuk meminta pemilihan ulang.
Sementara Panwaslu dan
Bawaslu merekomendasikan penambahan hari, KPU meminta panitia lokal untuk
membuat daftar pemilih yang tidak dapat memberikan suaranya, dimana ini adalah
permintaan yang cukup sulit karena panitia lokal tidak melacak antrian pemilih.
Arief mengatakan permintaan tersebut dibatalkan.
KPU mengatakan pemilihan ulang atau penambahan hari pemilihan
masih dapat dilakukan hingga hari Sabtu atau 10 hari setelah hari Pemilu pada
17 April.

Senin, 15 April 2019

Article Translation (Indonesia-English)


Source Text



SMF 2019 Perkenalkan Budaya Lokal ke Wisatawan Asing

Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) bakal menyelenggarakan Sabang Marine Festival (SMF) pada 26-30 April 2019. Kegiatan ini akan diramaikan oleh puluhan yachter dari berbagai negara.

Abdul Hadi Firsawan | 14 April 2019 03:45 WIB

Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) bakal menyelenggarakan Sabang Marine Festival (SMF) pada 26-30 April 2019. Kegiatan ini akan diramaikan oleh puluhan yachter dari berbagai negara.

Deputi Komersial dan Investasi BPKS Agus Salim mengatakan, tahun ini pergelaran SMF akan memperkenalkan kebudayaan lokal kepada turis asing. Tujuannya, agar para turis merasakan pengalaman yang berbeda dan berinteraksi langsung dengan budaya lokal sehingga tercipta hubungan emosional yang lebih dalam.

"[SMF] tahun ini kita ingin perkenalkan budaya di tiga desa wisata dari 12 desa wisata di Sabang. Di desa wisata ini, kita perkenalkan kepada turis berbagai budaya lokal," kata Agus Salim kepada Bisnis, Sabtu (13/4/2019).

Tiga desa tersebut ialah Desa Jaboi yang dikenal dengan pemandian air panasnya, Desa Aneuk Laot dengan danaunya, dan Desa Krueng Raya. Di Desa Jaboi para turis akan melihat langsung cara membuat ikan kayu, membuat kopra dengan mengukur kelapa, hingga mengikuti pertandingan rakyat. 

Di Desa Aneuk Laot, mereka juga akan disuguhkan cara membuat kue tradisional dan atraksi budaya di Danau Aneuk Laot. Sementara di Desa Krueng Raya akan diperlihatkan proses pembuatan ikan asin. Para wisatawan yang juga yachter ini juga dijadwalkan makan siang bersama masyarakat.

Kebudayaan lokal dinilai menjadi daya tarik wisatawan, selain panorama alam serta keindahan bahari yang ada di Sabang. Di samping menghabiskan waktu di Sabang, wisatawan juga akan dibawa ke Banda Aceh untuk melihat berbagai situs tsunami. 

Kolaborasi halal torusim di Banda Aceh dan bahari tourism, tutur Agus Salim, diharapkan memberi kesan positif yang membekas ke wisatawan asing, sehingga mereka akan kembali berkunjung ke Sabang.

Agus Salim menyebutkan, efek dari berbagai kegiatan yang sifatnya mempromosikan Sabang, tidak langsung dirasakan masyarakat. Namun demikian, promosi memiliki efek positif jangka panjang yang pasti.

"Makin banyak kunjungan wisatawan, itu akan menghidupkan berbagai lini bisnis di Sabang, dari transportasi, kuliner, penginapan, souvenir, dan lainnya. Makanya kita terus mempromosikan Sabang agar semua orang tahu tentang keindahan Sabang," ujarnya.



Source : https://sumatra.bisnis.com/read/20190414/534/911574/smf-2019-perkenalkan-budaya-lokal-ke-wisatawan-asing







Google Translate’s Translation

SMF 2019 Introduces Local Culture to Foreign Tourists
The Sabang Regional Exploitation Agency (BPKS) will hold the Sabang Marine Festival (SMF) on April 26-30 2019. This activity will be enlivened by dozens of yachter from various countries.
Abdul Hadi Firsawan | April 14 2019 03:45 WIB


The Sabang Regional Exploitation Agency (BPKS) will hold the Sabang Marine Festival (SMF) on April 26-30 2019. This activity will be enlivened by dozens of yachter from various countries.
BPKS Deputy Commercial and Investment Agus Salim said, this year the SMF performance will introduce local culture to foreign tourists. The goal, so that tourists feel different experiences and interact directly with local culture so as to create a deeper emotional connection.
"[SMF] this year we want to introduce culture in three tourist villages from 12 tourist villages in Sabang. In this tourist village, we introduce tourists to various local cultures," Agus Salim told Business on Saturday (04/13/2019).


The three villages are Jaboi Village which is known for its hot springs, Aneuk Laot Village with its lakes, and Krueng Raya Village. In Jaboi Village, tourists will see first hand how to make wooden fish, make copra by measuring coconut, to join the people's competition.
In Aneuk Laot Village, they will also be presented with ways to make traditional cakes and cultural attractions on Aneuk Laot Lake. While in Krueng Raya Village, the process of making salted fish will be shown. The tourists who are also yachter are also scheduled to have lunch with the community.


Local culture is considered to be a tourist attraction, in addition to the natural panorama and the beauty of the nautical in Sabang. Besides spending time in Sabang, tourists will also be taken to Banda Aceh to see various tsunami sites.
The halal collaboration of the Torusim in Banda Aceh and maritime tourism, said Agus Salim, is expected to give a positive impression that impresses foreign tourists, so they will return to Sabang.


Agus Salim said that the effects of various activities that promote Sabang are not directly felt by the community. However, promotions have a definite long-term positive effect.
"The more tourists visit, it will revive various business lines in Sabang, from transportation, culinary, lodging, souvenirs, and so on. So we continue to promote Sabang so that everyone knows about the beauty of Sabang," he said.





My Translation



SMF 2019 introduces local cultures to foreign tourist

The Sabang Regional Exploitation Agency (BPKS) will hold the Sabang Marine Festival (SMF) on April 26-30 2019. Hundreds yachts from many countries will participate in this event.

.Abdul Hadi Firsawan | April 14th 2019 03:45 WIB


BPKS (Concession Agency Sabang Area) will held Sabang Marine Festival (SMF) on April 26th-30th, 2019. Hundreds yachts from many countries will participate in this event.

Commercial and Infestation Deputy of BPKS Agus Salim said, this year SMF will introduces local cultures to foreign tourist. The purpose of the introduction is making foreign tourist can feel different experience and interact with local cultures directly then it will create deeper emotional relationship.

“This year we want to introduce cultures from 3 out of 12 culture villages in Sabang. In this culture village we will introduces them some local cultures”. Said Agus to Bisnis, Saturday, April 13rd, 2019

Those three villages are, Jaboi villages which well-known with its hot spring, Aneuk Laot with its lake, and Krueng Raya Village. In Jaboi Village, tourist will learn how to make wooden fish, make kopra (dried coconut meat), and participate in village competition.

In Aneuk Laot village, they will learn about how to make a traditional cake and culture attraction in Aneuk Laot village. Meanwhile in Krueng Raya Village they will learn how to make salted fish. All foreign tourists who are the yachters will have their lunch also with local people.

Local cultures is also an attraction for foreign tourist, in addition to the beauty of the panorama and the sea in Sabang. Besides spending time in Sabang, they will have a trip also to Aceh to see some cites of tsunami.

“Collaboration between Halal Tourism and Sea Tourism in Aceh is expected to bring a positive impression that makes the tourists will always remember about it, so they will have a trip again to Sabang”. said Agus Salim.

He also add that the effect of this promotion activity will not reach the people of Sabang directly, but it will definitely bring a long term impact for the people.

“Larger amount of the trip of the tourists will liven some sectors of business in Sabang up, from transportation, culinary, hostelry, souvenir, and many more. That is why we will always be promoting Sabang, so the beauty of Sabang will be known broadly”.

Senin, 25 Maret 2019

Article Translation (English - Indonesia)


Source Text

How to Choose Between Wired and Wireless Charging

March 12, 2019

By Nick Guy

The New York Times

Wireless charging is included in most new phones, and the chargers are more affordable than ever. We break down when it’s great, and when wired is still better.

Wireless charging, once a specialty feature, is now standard on many smartphones. For many years Apple was the most notable holdout, but with its adoption of the Qi charging standard in 2017, the technology is now commonplace.

Even though wireless charging is advantageous in many situations, it isn’t necessarily useful all the time. The choice between using a new wired or wireless charger depends on what’s important to you. In the simplest terms, wired charging is about speed, and wireless charging is about convenience.

Wired charging is best when you’re short on time

If you value getting the most charge to your phone as fast as possible, like those precious few minutes between when you get home from work and when you have to run back out the door, stick with a wired charger. For the fastest speeds, you should upgrade from the free charger that came with your phone. If you’re using a relatively new smartphone — an iPhone 8 or newer, Samsung’s Galaxy S9 and later, or the Google Pixel line — you should use a USB-C PD fast charger paired with a USB-C cable. The rounded USB-C ports are fast replacing the USB-A ports you have likely relied on for years and they can offer a lot more power for faster charging. Exactly how fast will depend on the phone you’re using, but in our testing with the iPhone XR, the battery charged around two and half to three times faster with a USB-C PD charger compared with the one that comes in the box — it took the phone’s battery from empty to more than 50 percent in only half an hour. So to get juice in your phone before you run out the door, wired is the way to go. The other benefit of a wired charger is being able to use your phone for sustained periods while it’s charging. In my living room, I love having a long cable with a wired charger because it allows me to scroll Twitter while I watch TV. As long as you’re close enough to an outlet, a wired charger means you can keep using your phone even at the end of a long day. That’s especially true with long cables; a 10-foot Lightning or Micro-USB cable should let you reach any outlet without having to be right next to the wall.



Wireless chargers are simpler to use but slower

Qi wireless chargers are slower than wired chargers, full stop.

The fastest chargers we’ve measured in our testing recharged a fully drained iPhone XR to only 50 percent battery capacity in an hour, around half as fast as a wired charger. But any wireless charger can still fully charge any phone overnight. That’s why I also use one on my bedside table. If I wake up in the middle of the night and want to check my phone (bad habit, I know), I don’t have to worry about waking up my partner when I’m fumbling to plug my phone back in.

Even though wireless chargers are slower, they offer a different kind of convenience: they’re dead simple to use. Just drop your phone onto the charging pad and it’ll start charging. I love having a wireless charger at my desk and in the kitchen, two places where I know I’ll pick up my phone to glance at it a lot. Instead of having to physically unplug the phone every single time, I can just pick it up and put it back when I’m done. As a bonus, stand-style Qi chargers let me see notifications or check recipes at a glance when I don’t have a free hand.

Ultimately, if I had to recommend a single charger, I’d still say go with a wired charger. It’s more versatile and almost always smaller, which makes it more convenient if you need to bring it along to work or school or when you’re traveling.

But it’s a luxury to have different charging options in different areas of the house. Think about how you use your phone in each spot — use wired where you want to keep your phone in hand or you need a faster charge, and choose wireless where you’ll get more out of the simplicity of dropping it and leaving it. Charging, both wired and wireless, is going to continue to get both faster and less expensive over the next few years, making it even easier to optimize your setup.

Source : https://www.nytimes.com/2019/03/12/smarter-living/wirecutter/how-to-choose-wired-wireless-charging-phone.html




Google Translate’s Translation

Cara Memilih Antara Pengisian Kabel dan Nirkabel

12 Maret 2019

Oleh Nick Guy

The New York Times

Pengisian nirkabel termasuk dalam sebagian besar ponsel baru, dan pengisi daya lebih terjangkau dari sebelumnya. Kami rusak ketika bagus, dan ketika kabel masih lebih baik.

Pengisian nirkabel, yang dulu merupakan fitur khusus, sekarang menjadi standar pada banyak ponsel cerdas. Selama bertahun-tahun, Apple adalah perusahaan yang paling terkenal, tetapi dengan penerapan standar pengisian Qi pada tahun 2017, teknologi ini sekarang sudah biasa.

Meskipun pengisian nirkabel menguntungkan dalam banyak situasi, itu tidak selalu berguna setiap saat. Pilihan antara menggunakan pengisi daya kabel atau nirkabel baru tergantung pada apa yang penting bagi Anda. Dalam istilah yang paling sederhana, pengisian kabel adalah tentang kecepatan, dan pengisian nirkabel adalah tentang kenyamanan.

Pengisian daya kabel paling baik bila Anda kekurangan waktu

Jika Anda ingin mendapatkan biaya paling banyak untuk ponsel Anda secepat mungkin, seperti beberapa menit berharga antara saat Anda pulang kerja dan ketika Anda harus berlari keluar dari pintu, tetap gunakan pengisi daya kabel. Untuk kecepatan tercepat, Anda harus meningkatkan dari pengisi daya gratis yang disertakan dengan telepon Anda. Jika Anda menggunakan smartphone yang relatif baru - iPhone 8 atau lebih baru, Samsung Galaxy S9 dan yang lebih baru, atau jalur Google Pixel - Anda harus menggunakan pengisi daya USB-C PD cepat yang dipasangkan dengan kabel USB-C. Port USB-C bulat dengan cepat menggantikan port USB-A yang telah Anda andalkan selama bertahun-tahun dan mereka dapat menawarkan lebih banyak daya untuk pengisian lebih cepat. Seberapa cepat tergantung pada ponsel yang Anda gunakan, tetapi dalam pengujian kami dengan iPhone XR, baterai diisi sekitar dua setengah hingga tiga kali lebih cepat dengan pengisi daya USB-C PD dibandingkan dengan yang ada di dalam kotak - butuh baterai ponsel dari kosong menjadi lebih dari 50 persen hanya dalam waktu setengah jam. Jadi untuk mendapatkan jus di telepon Anda sebelum Anda kehabisan pintu, kabel adalah cara untuk pergi. Manfaat lain dari pengisi daya kabel adalah dapat menggunakan telepon Anda untuk waktu yang lama saat sedang diisi ulang. Di ruang tamu saya, saya suka memiliki kabel panjang dengan pengisi daya kabel karena memungkinkan saya untuk menggulirkan Twitter sambil menonton TV. Selama Anda cukup dekat dengan stopkontak, pengisi daya kabel berarti Anda dapat terus menggunakan telepon Anda bahkan di akhir hari yang panjang. Itu terutama berlaku dengan kabel panjang; kabel Lightning atau Micro-USB 10-kaki seharusnya memungkinkan Anda mencapai outlet apa pun tanpa harus berada tepat di sebelah dinding.

Pengisi daya nirkabel lebih mudah digunakan tetapi lebih lambat

Pengisi daya nirkabel Qi lebih lambat daripada pengisi daya kabel, berhenti penuh.

Pengisi daya tercepat yang kami ukur dalam pengujian kami mengisi ulang iPhone XR yang terkuras sepenuhnya hingga hanya kapasitas baterai 50 persen dalam satu jam, sekitar setengah lebih cepat dari pengisi daya kabel. Tetapi pengisi daya nirkabel apa pun masih dapat mengisi penuh telepon apa pun dalam semalam. Itu sebabnya saya juga menggunakannya di meja samping tempat tidur saya. Jika saya bangun di tengah malam dan ingin memeriksa telepon saya (kebiasaan buruk, saya tahu), saya tidak perlu khawatir membangunkan pasangan saya ketika saya meraba-raba untuk memasukkan kembali telepon saya.

Meskipun charger nirkabel lebih lambat, mereka menawarkan jenis kenyamanan yang berbeda: mereka mudah digunakan. Jatuhkan saja ponsel Anda ke bantalan pengisian daya dan itu akan mulai mengisi daya. Saya suka memiliki pengisi daya nirkabel di meja saya dan di dapur, dua tempat di mana saya tahu saya akan mengangkat telepon saya untuk sering melihatnya. Daripada harus mencabut telepon secara fisik setiap saat, saya bisa mengambilnya dan memasangnya kembali setelah selesai. Sebagai bonus, pengisi daya Qi gaya stand biarkan saya melihat notifikasi atau memeriksa resep secara sekilas ketika saya tidak memiliki tangan kosong.

Pada akhirnya, jika saya harus merekomendasikan pengisi daya tunggal, saya masih akan mengatakan pergi dengan pengisi daya kabel. Ini lebih fleksibel dan hampir selalu lebih kecil, yang membuatnya lebih nyaman jika Anda perlu membawanya ke kantor atau sekolah atau ketika Anda bepergian.

Tetapi merupakan suatu kemewahan untuk memiliki opsi pengisian daya yang berbeda di berbagai area rumah. Pikirkan tentang bagaimana Anda menggunakan telepon Anda di setiap tempat - gunakan kabel di mana Anda ingin menyimpan telepon Anda atau Anda memerlukan biaya lebih cepat, dan pilih nirkabel di mana Anda akan mendapatkan lebih banyak dari kesederhanaan menjatuhkannya dan meninggalkannya. Pengisian daya, baik kabel dan nirkabel, akan terus mendapatkan lebih cepat dan lebih murah selama beberapa tahun ke depan, membuatnya lebih mudah untuk mengoptimalkan pengaturan Anda.




My Translation

Bagaimana memilih antara pengisian baterai kabel dan nirkabel



12 Maret 2019

Oleh Nick Guy

The New York Times



Pengisian baterai nirkabel sudah ada di kebanyakan ponsel terbaru, dan pengisian ini lebih terjangkau dari yang sebelumnya. Kita akan membahas satu persatu, kapan pengisian nirkabel dapat dikatakan bagus, dan kapan pengisian kabel dapat dikatakan lebih baik.



Pengisian baterai nirkabel, yang dulunya adalah sebuah fitur spesial, sekarang adalah fitur standar dari kebanyakan ponsel. Selama bertahun-tahun Apple menjadi pihak yang anti terhadap hal ini, tetapi karena adaptasi mereka dengan standar pengisian Qi di tahun 2017, pengisian baterai telah menjadi hal yang biasa saat ini.



Walaupun pengisian baterai nirkabel mempunyai keuntungan di banyak situasi, tidak selamanya pengisian ini berguna. Pilihan antara pengisi baterai nirkabel dan pengisi baterai kabel tergantung pada faktor apa yang lebih penting bagi anda. Sederhananya, pengisian kabel memberikan kecepatan pengisian dan pengisian nirkabel memberikan kenyamanan.



Pengisian baterai kabel adalah pilihan terbaik saat anda sedang tidak punya banyak waktu



Jika anda menginginkan pengisian baterai yang cepat, seperti menggunakan selang waktu antara saat anda pulang dari kantor menuju rumah atau saat bepergian keluar rumah, lebih baik gunakan pengisi baterai kabel. Untuk kecepatan maksimal, anda disarankan mengganti pengisi baterai bawaan ponsel anda. Jika anda menggunakan ponsel yang relative baru – contohnya iPhone 8 atau yang lebih baru, Samsung Galaxy atau yang lebih baru, dan Google Pixel line – anda sebaiknya menggunakan USB-C PD fast charger dipasangkan dengan kabel USB-C. Sambungan cepat berbentuk lingkaran ini telah menggantikan sambungan USB-A yang sudah kita gunakan selama beberapa tahun dan menawarkan tenaga yang besar untuk pengisian yang lebih cepat. Seberapa cepat pengisian tergantung pada ponsel yang anda gunakan, tetapi dalam tes kami menggunakan iPhone XR, baterai terisi dua setengah sampai tiga kali lebih cepat menggunakan dibandingkan menggunakan pengisi USB-C PD dibandingkan menggunakan pengisi baterai bawaan pabrik ponsel tersebut – pengisian dari baterai habis sampai terisi lebih dari lima puluh persen hanya dalam setengah jam. Jadi jika anda ingin baterai ponsel anda terisi sebelum anda bepergian keluar rumah, pengisi baterai kabel adalah solusinya. Manfaat lain dari pengisian kabel adalah kita bisa menggunakan ponsel kita saat sedang mengisi baterai. Di ruang keluarga saya, saya suka menggunakan pengisi baterai kabel dan kabel yang panjang karena memudahkan saya untuk membuka Twitter sambil menonton TV. Selama anda berada dekat dengan stopkontak, kita bisa terus menggunakan ponsel kita bahkan sepanjang hari. Menggunakan kabel panjang sangat bagus; kabel Lightning atau USB mikro sepanjang 3 meter seharusnya dapat mencapai stopkontak tanpa harus duduk di sebelahnya.



Pengisi baterai nirkabel lebih memudahkan tetapi lebih lambat



Pengisi baterai Qi lebih lambat dibandingkan pengisi baterai kabel

Pengisi baterai nirkabel tercepat yang pernah kami uji dalam tes kami hanya dapat mengisi baterai iPhone XR yang benar-benar habis sebanyak lima puluh persen selama satu jam, sekitar separuh kecepatan pengisi baterai kabel. Tetapi pengisi baterai nirkabel apapun tetap dapat mengisi baterai ponsel apapun semalaman. Itulah mengapa saya juga menggunakannya satu disamping meja saya. Jika saya bangun dimalam hari dan saya ingin melihat ponsel saya (kebiasaan buruk, saya tahu itu) saya tidak perlu takut akan membangunkan istri saya saat saya meraba-raba stopkontak untuk mencolokkannya kembali.

Walaupun pengisi baterai nirkabel lebih lambat, tetapi mereka menawarkan kenyamanan yang berbeda: mereka sangat mudah untuk digunakan. Cukup letakkan ponsel anda diatas alasnya, maka ponsel anda mulai terisi. Saya suka menempatkan pengisi baterai nirkabel di meja saya dan di dapur, dua tempat dimana saya banyak melihat ponsel saya. Daripada saya harus mencabut ponsel saya setiap kali saya ingin menggunakannya, saya hanya tinggal mengangkat ponsel saya dan meletakkannya kembali saat saya sudah selesai menggunakannya. Sebagai bonusnya, model pengisi Qi yang dapat berdiri memudahkan saya melihat pemberitahuan atau melihat resep sekilas saat tangan saya penuh.



Pada akhirnya, jika saya harus memilih satu pengisi baterai, saya tetap memilih pengisi baterai kabel. Pengisi baterai ini lebih serbaguna dan ukurannya lebih kecil, dimana akan lebih mudah jika anda ingin membawanya saat bekerja, sekolah, atau berlibur.



Tetapi sangat nyaman apabila kita memiliki pilihan pengisian baterai yang berbeda di tempat-tempat di dalam rumah kita. Pikirkan bagaimana anda menggunakan ponsel anda di tempat-tempat tertentu – gunakan pengisi baterai kabel jika anda ingin tetap memegang ponsel anda atau memerlukan pengisian baterai yang cepat, dan gunakan nirkabel jika anda menginginkan kenyamanan saat meletakkannya dan meninggalkannya.



Pengisian baterai, baik kabel maupun nirkabel, akan terus menjadi lebih cepat dan murah beberapa tahun mendatang, membuatnya lebih mudah digunakan untuk memaksimalkan penggunaan kita.