Selasa, 03 Januari 2017

MENYERAH TIDAK ADA GUNANYA



Doni adalah anak dari orang yang kurang mampu, Ibunya meninggal dunia saat Doni berumur 2 tahun. Sepeninggal Ibunya, kehidupan keluarganya menjadi sulit, ayah Doni mempunyai banyak hutang kepada rentenir untuk menghidupi keluarganya, uang hasil kerja sebagai penyapu jalanan saja tidak cukup untuk menghidupi keluarganya.
Doni duduk di kelas 6 SD, walaupun dia anak dari orang yang kurang mampu tapi ia termasuk siswa yang cukup pandai. Setelah pulang sekolah Doni selalu menjualkan koran dari toko koran langganannya, setiap hari Doni mendapat uang sebesar Rp 25.000 dari hasil menjualkan koran. Uang itu ia pergunakan untuk membelikan obat untuk adiknya yang terbaring lemah di tempat tidur. Doni juga adalah anak yang saleh. Dia tidak pernah lupa untuk berdoa. Dia selalu mendoakan keluarga dan untuk kebutuhan sekolahnya
Suatu ketika, Doni diberi sebuah surat dari Pak Agus, guru Doni, Surat itu ia berikan kepada Ayahnya, ternyata isi surat tersebut adalah Doni diminta untuk membayar uang sekolah yang sudah menunggak selama 4 bulan. Doni berfikir apakah ia bisa melanjutkan sekolahnya atau tidak.
Doni sudah 5 hari tidak masuk sekolah, ia berusaha mencari uang bersama ayahnya untuk membiayai sekolahnya. Pada sore hari Pak Imam Guru sekolahnya Doni datang ke rumahnya Doni, Pak Imam bertanya kepada Doni kenapa sudah tidak masuk sekolah selama 5 hari, Doni berterus terang bahwa ia mencari uang bersama Ayahnya untuk membiayai sekolahnya. Cukup lama mereka berbincang-bincang, tidak lama kemudian Pak Imam berkata kepada Doni untuk terus sekolah, dan Pak Imam akan membiayai Sekolah (SD) Doni.
Keesokan harinya Doni masuk sekolah, di sekolah ada pengumuman bahwa Ujian Sekolah akan diadakan 1 minggu kemudian, dan barang siapa yang lulus dengan nilai yang bagus ia akan mendapat beasiswa untuk masuk SMP Cahaya Bangsa secara gratis.
Doni terus belajar dengan giat, agar ia bisa mendapatkan beasiswa tersebut. Saat Ujian berlangsung, Doni dapat mengerjakannya dengan baik.
3 minggu kemudian hasil Ujian Nasional diumumkan, Doni sangat gembira dengan nilai yang cukup bagus, yaitu: BI (9,3), Mat (9,2), IPA (9,5). dan Pak Imam mengumumkan siapa yang mendapat beasiswa masuk SMP Cahaya Bangsa. Dan ternyata Doni yang mendapatkan beasiswa tersebut. Doni sangat gembira dan berterimakasih kepada semua gurunya dan Ayahnya yang telah membantunya dalam belajar.
Akhirnya Doni terus melanjutkan sekolahnya ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP ), ia akan belajar dengan sungguh-sungguh supaya tidak menyia – nyiakan beasiswa yang telah ia raih dan tentunya supaya berhasil untuk meraih cita-citanya, yaitu seorang Guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar